
INFOOC - Alpukat terkenal karena mengandung berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti lemak sehat dan zat antosianinnya.
Buah dengan nama latin Persea americana ini juga mengandung banyak kalium, magnesium, vitamin B (seperti folat), vitamin E, dan karotenoid.
Berkat kandungan nutrisi tersebut, alpukat bermanfaat untuk mengatasi beberapa kondisi penyakit tertentu.
Maka, penyakit apakah yang dapat diobati melalui konsumsi buah alpokat?
Penyakit-penyakit yang dapat dikurangi risikonya dengan mengonsumsi alpukat
Jika dimakan dengan takaran yang sesuai, alpukat mampu menyediakan berbagai keuntungan, seperti mengurangi sejumlah gangguan kesehatan.
Berikut adalah sejumlah penyakit yang dapat diobati melalui konsumsi buah alpokat:
1. Menurunkan kolesterol jahat
Dikutip dari Health (4/10/2023), mengonsumsi alpukat bisa membantu meredakan kadar kolesterol "buruk", yaitu low density lipoprotein (LDL), di dalam tubuh.
Studi telah menunjukkan bahwa konsumsi sebuah alpukat per hari selama periode lima minggu bisa membantu mengurangi kadar kolesterol total, memperbaiki tingkat kolesterol jahat atau LDL, serta meningkatkan level kolesterol baik yaitu high density lipoprotein (HDL), terutama pada individu dengan kondisi overweight atau obesitas.
2. Mencegah komplikasi diabetes
Menggunakan avokad di dalam daftar makanan bisa membantu menjaga agar tingkat insulin dan gula darah tidak naik setelah menyantap hidangan.
Banyak studi juga mengungkapkan bahwa menambahkan setengah buah alpukat saja sudah cukup untuk mencegah kenaikan kadar insulin dan glukosa dalam tubuh.
Makan alpukat dari waktu ke waktu juga dapat mengurangi lemak perut atau lemak visceral, yang dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
3. Menurunkan risiko kanker
Alpukat kaya akan antioksidan. Penelitian menemukan bahwa ekstrak daging buah alpukat atau buahnya telah ditemukan memiliki sifat melawan kanker.
Ekstrak yang mengandung beberapa antioksidan, termasuk lutein, zeaxanthin, beta karoten, dan vitamin E, dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker prostat.
Ekstrak lain juga dapat menghancurkan sel kanker mulut. Akan tetapi, dibutuhkan studi tambahan untuk mengevaluasi keuntungan alpukat dalam hal penyakit kanker.
4. Meredakan diare
Alpukat memiliki kandungan serat makanan yang cukup tinggi.
Berdasarkan data USDA, sebuah buah alpukat memiliki kandungan sekitar 13,5 gram serat, yang mendekati separuh dari anjuran Pedoman Diet untuk Orang Amerika tahun 2020-2025 yaitu antara 28 sampai 34 gram per harinya.
Konsumsi serat makanan secara mencukupi bisa berperan signifikan untuk menyediakan nutrisi dan energi kepada mikroba positif di dalam usus.
Akhirnya, mikroba yang bermanfaat itu men-degradasi dan mem-fermentasi serat yang telah dicerna sehingga menghasilkan asam lemak rantai pendek.
Studi tahun 2021 yang dipublikasikan di jurnal The Journal of Nutrition menyatakan bahwa memakan alpukat secara rutin dapat meningkatkan jumlah bakteri penguraig fiber, mendongkrak pembentukan asam lemak berantai singkat, serta merendahkan tingkat kepekatan asam empedu pada tinja.
Kadar asam empedu yang tinggi bisa menjadi berbahaya sebab ia mampu memperparah inflamasi pada saluran pencernaan serta mengakibatkan berbagai gangguan, seperti penyakit pada kantong empedu.
"Pengurangan asam empedu dalam tinja bisa membantu mencegah diare persisten pada sebagian individu, kondisi ini bisa berakibat pada gangguan penyerapan nutrisi bila tak tertangani dengan cepat," jelas JeJe Noval, pakar gizi dan nutrisi.
5. Mengurangi peluang terkena penyakit jantung
Kemungkinan terkena penyakit jantung bisa ditekan dengan mengonsumsi makanan tinggi kalium, magnesium, serat, folat, lemak tidak jenuh tunggal, polifenol, serta antioksidan.
Dilansir dari Eatingwell (30/1/2025), masing-masing nutrisi yang menyehatkan jantung ini dikemas dengan sempurna di dalam alpukat matang.
Penelitian pada tahun 2022 yang terbit di Journal of the American Heart Association menyimpulkan bahwa konsumsi buah alpukat berhubungan dengan pengurangan risiko masalah kardiovaskular serta penyakit jantung koroner hingga 16-22 persen.
Peneliti menyebutkan bahwa menukar separuh bagian dari mentega, margarin, telur, keju, yoghurt, atau daging olahan dengan jumlah alpukat yang serupa dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan terjadinya kondisi tersebut.
Studi pada tahun 2020 di The Journal of Nutrition melaporkan bahwa salah satu mekanisme alpukat untuk meminimalkan risiko penyakit jantung adalah dengan meredam kadar kolesterol LDL yang telah teroksidasi dan bisa berkontribusi pada pengerasan pembuluh darah.
6. Menurunkan risiko osteoporosis
Dilansir dari Medical News Today , satu buah alpukat memberikan kira-kira 18% kebutuhan harian vitamin K Anda.
Gizi ini kerap terlupakan namun amat esensial bagi kebugaran tulang.
Memastikan asupan vitamin K yang memadai bisa membantu menjaga kesehatan tulang dengan cara meningkatkan absorpsi kalsium serta mengurangi pelepasan kalsium lewat urin.
7. Meredakan stres
Avokad adalah sumber folat yang bagus. Zat ini berperan signifikan dalam menjaga kebugaran diet secara menyeluruh.
Studi ini juga mengungkapkan kaitan antara tingkat asupan folat yang kurang dengan kondisi depresi.
Asam folat membantu dalam pencegahan akumulasi homosistein, senyawa yang bisa merusak aliran darah serta penyampaian gizi menuju otak.
Studi-studi sebelumnya sudah menunjukkan hubungan antara kadar homosistein berlebihan dengan gangguan fungsi kognitif, kondisi depresi, serta penghasilan neurotransmitter seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin—yang bertanggung jawab atas regulasi emosi, pola tidur, dan hasrat makan.
8. Tekanan darah tinggi
Mengonsumsi alpokat secara teratur juga berfungsi dalam mengurangi tekanan darah tinggi.
Keuntungan tersebut didapatkan karena alpukat adalah sumber kalium yang sangat bagus, yang dapat membantu mengurangi tekanan darah.
Keseimbangan antara pertambahan kadar kalium dan pengurangan natrium bisa mendukung terapi hipertensi.